Rabu, 09 Juli 2014

MOTIVASI : Secuplik Kisah Para Bintang






     1.    Issac, Si Bayi Berpenyakitan
Woolstrope, 1606. Perempuan muda itu duduk dengan gundah,menatap hamparan lahan gandum di depan gubuknya. Ada resah membayang jelas di pelupuk matanya. Resah yang telah terbangun sejak sang suami meninggal, yakni saat ia tengah mengandung anaknya, Issac. Hannah, perempuan itu, memang telah dinistakan oleh sikap suaminya yang kasar,boros,dan lemah. Kemiskinan yang sekian lama mendera, memuat kehidupan mereka benar-benar jauh dari kata sejahtera. Akan tetapi, ketika sang suami meninggal, ia benar-benar merasakan puncak ketdakberdayaan. Ia lunglai. Tak lagi memiliki harapan. Bahkan angin yang berhembus dari ataspucuk-pucuk gandum pun tak membuat sepasang mata birunya bersinar. Padahal ia tahu pasti, bulir-bulir gandumnya kali ini lumayan banyak.
                Suara tangis Issac membuatnya tersentak. Ia pun bangkit, meraih bayi kurus kurang gizi yang tergeletak lemah di kasur tipis yang sudah kumal. Didekapnya bayi itu erat-erat, sehingga ia merasakan detak jantungnya. Sesaat ia menghela napas panjang. Issac, bayi kurus yang sakit-sakitan itu, benar-benar sering membuatnya takut, jika Tuhan suatu saat mencabut nyawa bayi itu. Entah, dalam kemiskinan yang mnjerat, ia merasa tak berdaya. Satu yang ia inginkan saat itu adalah, memberikan Issac kehangatan, curahan cinta yang mendalam.
                Jika kamu membaca petikan cerita diatas, apakah yang terbayang di benakmu tentang masa depan si bayi bernama Issac? Yang lahir di lingkungan keluarga miskin, dan dibesarkan secara singel parents oleh seorang janda miskin yang tak berpendidikan?
                Ah, barangkali ia hanya akan menjadi salah satu gembong kriminal kelas teri yang sering mangkal di kedai-kedai kopi, minum arak hingga mabuk serta memeras beberapa sen uang para saudagar yang kurang beruntung mampir di kedai kopi itu. Atau, jika ia memiliki nasib yang lebih baik, maka ia akan diterima sebagai buruh tani yang bekerja pada tuan-tuan tanah di pedesaan Inggris.
                Jika prediksimu hanya dilihat dari masa kecil Issac, ramalanmu bisa jadi benar. Akan tetapi, lihatlah keajaiban luar biasa yang berhasil menjadikan Issac sebagai sosok yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di planet bernama bumi ini.
                Keberuntungan Issac dimulai ketika Hanna, sang ibu dipersunting oleh Barnabas Smith, seorang lelaki berpendidikan yang taat beragama. Pada usia 12 tahun, Issac bersekolah di Grantham yang materinya sebagian besar adalah tata bahasa latin. Meskipun terlambat mengawali sekolah, tetap Issac selalu menunjukan minat yang besar dan keunggulan dalam pelajarannya.
                Hanya saja, ia sering melalaikan pelajarannya demi berbagai eksperimen yang aneh. Salah satunya adalah layang-layang petasan yang ia buat dan ia cobakan pada malam hari. Ia menyalakan korek api dan membakar ujung layang-layang, lalu ia terbangkan berlawanan dengan arah angin. Ketika korek api membakar petasan, maka timbul ledakan-ledakan di angkasa. Ketika mencapai sumbu, api pun membakar kain dan mempertunjukan sebuah pemandangan yang indah, namun asing dan menyeramkan.
                Anda bisa bayangkan , betapa gemparnya masyarakat saat itu melihat melihat hasil aksi Issac. Kemunculan “makhluk luar angkasa” atau “lingkaran setan” ciptaan Issac pun telah menjadi bahan perbincangan di pasar-pasar, diseluruh penduduk desa. 

                Pada usia 18 tahun, Issac diterima sebagai sizar, sebutan untuk mahasiswa miskin yang biasanya dihinakan di lingkungan kampus, di Trinity College, Cambridge. Namun, sang sizar itu ternyata berhasil menunjukan prestasi yang luar biasa. Salah satu penemuannya adalah gaya gravitasi, yang diilhami dari kejadian buah apel yang jatuh dari pohonya. Issac tertegun dan tersadar, mengapa buah apel jatuh kebawah dan bukannya kesamping atau keatas.

Dan kini, siapa yang yang tidak mengenal seorang ilmuwan besar bernama Sir Issac Newton? Yang menerima gelar “Sir”, gelar kehormatan dari kerajaan inggris karena keterkesanan sang raja akan kehebatan penemuan-penemuannya. Tak terbayangkan, bahwa Issac yang ketika bayi lemah, sakit-sakitan, kurang gizi serta tinggal di lingkungan petani miskin yang tak berpendidikan, ternyata mampu menjadi sosok Inspirator terpenting bagi kemajuan ilmu pengetahuan di dunia ini.
                                    
     2.    FDR, Si Lumpuh Perancang Perdamaian Dunia
Pada usia 9 tahun, yakni tahun 1921 lelaki yang disebut oleh Oliver Wendell Holmes memiliki “kecerdasan kelas dua tetapi kematangan emosi kelas satu” ini terserang penyakit lumpuh yang tak tersembuhkan dengan total sampai akhir hayatnya. Bagi manusia pada umumnya, kelumpuhan barangkali akan mematikan semangat dan harapan untuk bisa tampil menjadi manusia yang sukses, manusia yang mampu mencapai cita-cita besarnya. Akan tetapi, bagi sosok yang memiliki visi besar mewujudkan perdamaian dunia yang saat itu tengah carut marut dilanda perang dunia 1 yang melanda daratan eropa dan berimbas ke negara-negara jajahan di Asia dan Afrika, kelumpuhan itu bukan berarti vonis kematian.
               Masih ada hari esok! Maka, meskipun ia harus tertatih-tatih melangkah, dan bahkan menggunakan kursi roda, ia terus saja berlari mengjar cita-cita. The show must go on! Maka, ia pun terus melenggang, meminimalkan segenap keterbatasan, merubah kelemahan menjadi kekuatan, hambatan menjadi peluang.
                Tahun 1928 ia diangkat menjadi gubernur New York dan harus berperang melawan para pejabat yang korup. Inilah awal popularitasnya, yang mengantar ia menduduki kursi sebagai presiden Amerika Serikat. secara berturut-turut, ia kembali dipilih pada tahun 1936, 1940, dan 1944.
                Di masa ia berkuasa, Amerika Serikat tengah menghadapi krisis akibat cengkraman para pemilik modal raksasa, dan ia ternyata tidak memilih untuk berdamai dengan mereka, meskipun jaminannya adalah harta yang melimpah. Sebaliknya ia lebih memilih memperjuangkan nasib kaum kecil.
               Kelemahan jasmaniah pun tak menghambatnya untuk terlibat aktif dalam usaha-usaha menghambat kekejaman rezim Hitler di Jerman. Bersama perdana menteri Inggris, yakni Winston Churchill, ia mencoba menggalang kekuatan demi mengakhiri sesegera mungkin perang yang telah memakan korban ratusan ribu jiwa itu. Satu bukti yang tercatat dalam sejarah adalah ditanda tanganinya Atlantic Charter. Sayang, ia tidak mampu meneruskan perjuangannya karena meninggal pada 12 April 1945.

                Franklin Delano Rosevelt (FDR) nama lelaki itu. Di tengah buruknya citra amerika serikat belakangan ini akibat intervensi yang berlebihan terhadap kedaulatan Irak, Iran, Afganistan serta berbagai negara di Timur Tengah, tampaknya kita memang secara obyektif harus mengakui kehebatan lelaki berkaki lumpuh tersebut. Bagi rakyat amerika serikat sendiri, pesona Rosevelt tergambar begitu luar biasa. William E.Leutchtenburg bahkan menuliskan, bahwa bagi kebanyakan para penggantinya, FDR adalah pribadi yang luar biasa. Ia dianggap sebagai dewa pulau pelew dan disetarakan dengan Abraham Lincoln yang menyerahkan hidup demi rakyatnya.
                Bagi seorang muslim, tentu saja pemujaan itu berlebihan dan menjurus kedalam kemusyrikan, karena sehebat apapun, FDR merupakan manusia biasa. Namun diluar itu, kisah hidup FDR merupakan inspirasi kesuksesan tersendiri bagi siapa saja yang memiliki cita-cita besar dan siap untuk mencurahkan segenap potensi dan kemampuannya untuk meraih cita-cita tersebut.

2.     

     3.    Sang Jendral `ABG` Nan Buruk Rupa
Berita wafatnya Rasulallah Muhammad saw. Yang bagi pengikutnya merupakan berita duka yang tak terkira. Bagi Heraklius kaisar romawi adalah berita merdu yang mengalahkan indahnya nyanyian para biduan. Ia menganggap wafatnya Rasulullah adalah sama dengan berakhirnya sepak terjang kaum muslimin yang akhir-akhir ini membuat ia tak lelap tidur. Romawi akan aman, begitu pikir sang kaisar.
Namun, alangkah kagetnya ia, ketika anak buahnya dengan terbirit-birit mengabarkan bahwa muslim telah bergerak untuk menyerang perbatasan Syiria. Tak ada sedikitpun yang berkurang dari ketangguhan pasukan muslimin, meskipun Rasulullah, sebagai pemimpin besar dan inspirator pasukan, telah tiada. Dan yang membuat Heraklius tak habis pikir, pasukan itu ternyata dipimpin oleh seorang remaja berusia 18 tahun! Remaja yang mampu memimpin ribuan prajurit, dimana  didalamnya terdapat Khalifah  Abu Bakar As-Shidiq dan Umar bin Khattab, sahabat senior Rasulullah yang tak diragukan lagi kehebatannya, sehingga pasukan itu mampu membuat ciut nyali tentara romawi yang terkenal hebat, dan mampu membawa pasukannya kembali ke Madinah tanpa jatuh korban jiwa seorangpun.
Siapa remaja yang luar biasa itu? Dia adalah seorang anak muda terbaik di zamanya. Usamah bin Zaid, namanya. Ia tidak terlahir dari kalangan bangsawan, melainkan dari kalangan kasta rendahan. Ayahnya, Zaid bin Haritsah adalah mantan budak yang dihadiahkan oleh Bunda Khadijah sebagai pelayang Rasulullah. Sementara ibunya, Ummu Aiman, adalah pengasuh dan bekas sahaya Rasulallah pula.
Bagaimana pula dengan rupa Usamah? Tentu jauh dari tampang menawan para aktor Ganteng-Ganteng Serigala. Usamah, ia berkulit hitam dan berhidung pesek. Namun, rupa bukanlah suatu hal yang penting dalam pencapaian prestasi seseorang. Meskipun berasal dari keluarga yang rendahan serta berparas buruk, Usamah memiliki banyak kelebihan yang membuatnya pantas menerima jabatan yang begitu spektakuler di usia yang teramat belia. Kelebihan itu ialah keimanan yang mendalam terhadap Allah SWT, kesiapan dan kesediaan memikul tanggung jawab, kemauan yang membaja, serta kemampuan memimpin orang (leadership). Kelebihan inilah yang membuat Usamah menerima kecintaan dan penghargaan yang besar dari Rasulallah, sebagai sabdanya
sungguh, Usamah bin Zaid adalah manusia yang paling kusayangi, dan aku berharap, kiranya ia akan termasuk orang-orang shaleh di antara kalian dan terimalah nasehatnya yang baik.”

        Sengaja saya menyajikan 3 sosok bintang yang sukses di bidangnya masing-masing, yang mampu memperlihatkan kecermerlangan dengan meraih puncak prestasi meskipun dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki. Bagi seorang muslim, sukses sendiri  tak hanya dalam urusan dunia, karena kehidupan pasca dunia, justru merupakan keabadian. Kehebatan kita merajai dunia, nyaris tak ada maknanya jika kita tak memiliki prestasi yang bisa dibanggakan diakhirat, yang membuat kita mampu terhindar dari azab Allah yang sangat pedih.
Jika saya akhirnya mengambil 2 tokoh yang bukan muslim, semata hanya kebaikan merekalah sajalah yang kita ambil, sedangkan keburukan yang ada, tinggalkan sejauh-jauhnya. Ada cerlang yang bertabur di sekitar kita, yang perlu kita ambil untuk menambah kecemerlangan kita. Karena jika ada kecemerlangan pada diri orang-orang yang bukan muslim, sebenarnya itu milik kita, kaum muslim, yang harusnya kita ambil dan terapkan kedalam diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar